Sabtu, 14 Mei 2016

Museum Kata



7. Museum Kata

Tak jauh dari replika SD Muhamadiyah, berdiri Museum Kata Andrea Hirata. Tak sulit mencari tempat ini, tembok dan pagar yang di cat warna-warni akan menarik siapapun yang lewat didepannya. “Indonesia First Literary Museum” itu lah yang banyak tertulis di tembok bangunan, seperti ingin mengukuhkan bahwa ini berupakan museum sastra pertama di Indonesia. Museum Kata didirikan pada tahun 2010 oleh Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi dan serialnya. Tak ayal jika ruangan-ruangan di museum ini pun diberi nama sesuai dengan tokoh dalam novel tersebut. Ruang Mahar, Ikal dan Lintang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan karakter mereka.

Tak hanya, memorabilia mengenai tokoh yang ada dalam novel laskar pelangi, museum yang beralamat di Jalan Laskar pelang No. 7, Gantong, Belitung Timur ini juga menyimpan banyak memorabilia mengenai Andrea Hirata dan karya-karyanya serta catatan penulis lain. Kutipan-kutipan tersebar diseluruh ruangan mengajak pengunjung untuk memasuki dunia sastra lewat cara yang menyenangkan.
Ada pula tampilan-tampilan dari cerita pendek karangan Andrea Hirata yang tak pernah diterbitkan. Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah cerita mengenai Buaya Buntung yang dipasang dinding ruang utama museum yang berbentuk rumah ini.
Pada salah satu ruangan terdapat kumpulan cover buku seri Laskar Pelangi yang  telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sebuah meja memajang beragam cendera mata, piagam dan plakat dari berbagai instansi sebagai apresiasi bagi sang pujangga yang telah berbagi cerita di acara-acara mereka.
Ruangan lain menyimpan benda-benda masa kecil Andrea Hirata serta beberapa benda milik keluarganya, seperti mesin jahit milik ibunda Andrea. Terdapat pula sudut yang konon menjadi ruangan khusus si pujangga untuk menghasilkan karya. Rumah masa kecil Andrea Hirata sendiri berada tak jauh dari lokasi museum ini, tak heran kemudian nama jalan di lokasi ini pun berubah menjadi Jalan Laskar Pelangi seiring dengan makin terkenalnya cerita dan sang pujangga tersebut.
Cerita mengenai sang pujangga begitu lekat terasa, maklum saja menurut keterangan yang terpampang, Museum ini dipersembahkan kepada kedua orang tua Andrea Hirata yaitu sang Ibunda, N.A Masturah Seman dan Ayahnya, Seman Said Harun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar