Minggu, 15 Mei 2016

Kampung Gedong

77. Kampung Gedong

Perkampungan/pemukiman masyarakat asli china dapat kita temui didaerah Kuto Panji, kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, kurang lebih 54 km dari Kota Sungailiat. Selain itu terdapat pula kampung Gedong desa Lumut Kecamatan Riau Silip, kurang lebih 51 km dari kota Sungailiat atau kurang lebih 14 km dari Kota Belinyu.Kehidupan mereka berdagang dan pembuat makanan khas Bangka seperti Kerupuk, kemplang, getas, dan lain-lain.Keberadaan masyarakat Tionghoa tidak bisa lepas dari sejarah Pulau Bangka, salah satu bukti sejarah membuktikan kalau etnis Tionghoa juga telah lama ada di pulau ini. Bukti itu masih terdapat hingga saat ini, berdiri kokoh di kawasan utara pulau Bangka, ya di Kecematan Belinyu.

Kampung Gedong merupakan perkampungan/pemukiman masyarakat asli Tionghoa yang terletak didaerah Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, kurang lebih 54 km dari Kota Sungailiat, atau kurang lebih 14 km dari Kota Belinyu.
Dalam brosur peta wisata yang disebarkan Pemerintah Kabupaten Bangka disebutkan bahwa Kampung Gedong di Kecamatan Belinyu merupakan tempat tinggal paling awal komunitas keturunan Tionghoa di Bangka
Memasuki perkampungan yang berjarak sekitar 56 kilometer dari pusat kota itu berjajar rumah-rumah kayu yang umumnya tampak lapang berukuran sekitar 12 meter x 18 meter. Di beberapa bagian, rumah-rumah dengan tembok batu juga sudah berdiri. Namun, kampung terasa sepi. Selain sepi penduduk, umumnya penghuni sudah berusia paruh baya atau sepuh.
Salah seorang penghuni, menjelaskan, Kampung Gedong adalah tempat tinggal awal orang-orang dari daratan China yang dibawa kolonial Belanda untuk menambang timah. Sebagai pekerja, mereka pun beranak pinak dan sampai saat ini masih tinggal di Bangka. Pulau yang sampai kini masih terkenal dengan timah dan lada itu menjadi tanah airnya.Namun, sebagian besar warga Kampung Gedong merantau ke Pulau Jawa.
Dari sekitar 70 rumah dengan sekitar 600 jiwa atau lebih dari 80 keluarga di Kampung Gedong, penghuni kampung sehari-hari diperkirakan hanya seperempat. Sebagian besar merantau. Kehidupan berkebun lada, menjadi nelayan, membuat kerupuk udang, atau menambang timah dirasa kurang menjanjikan ketimbang mengadu nasib di Jawa.Kampung Gedong kembali ramai pada saat Imlek (Sin Cia) dan sembahyang kubur (Ceng Beng). ”Terutama kalau Ceng Beng, semua pasti balik. Kalau Sin Cia, masih mungkin ada yang tidak pulang.Salah satu kebiasaan warga Kampung Gedong adalah membersihkan rumah beramai-ramai saat akan imlek, seperti masyarakat Tionghoa lainnya mereka membersihkan rumah agar menyambut imlek dengan suasana yang baru dan bersih dan membuang semua kotoran (dan bala) yang masih tersisa. Hal ini akan tambah menatrik apalagi mereka telah memasang aksesoris imlek di rumah masing-masing.Seperti kebanyakan warga Belinyu pada umumnya, Kehidupan mereka rata-rata berdagang dan pembuat makanan khas Bangka seperti kerupuk, kemplang, getas dan lain-lain. Sekedar Informasi, daerah-daerah di Belinyu merupakan kawasan penhasil komoditas makanan Bangka (seperti Kemplang, Getes, Kerupuk dan lain-lain) nomor satu di Bangka Belitung
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar